Tugas 6

Membuat Rangkaian Sensor Thermocouple



1. Tujuan[kembali]

  • Mengetahui Rangkaian Sensor Thermocouple
  • Mengetahui Fungsi Sensor Thermocouple
  • 2. Alat Dan Bahan[kembali]

        Alat :

         a. Sensor Thermocouple

    Konstruksi Termokopel (thermocouple)

            Pada dasarnya Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya.  Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu panas.

            b. Volmeter DC

              Voltmeter terdiri dari dua macam diantaranya ada volmeter Analog dan Digital. Pada sebuah voltmeter terpasang secara parallel, dan untuk suatu rangkaian dapat dijadikan patokan sebagai cara untuk mengetahui tegangan pada listrik tersebut. Kutub alat ukur ini pun harus searah dengan arus baik kutub positif maupun kutub negatif.

            c. Op Amp

    Pengertian Op-Amp (Operational Amplifier) dan Karakteristiknya

                    Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.

        Bahan :
            a. Resistor

                              

            Empat buah cincin berwarna dipergunakan untuk menyatakan nilai tahanan sebuah resistor tetapCincin ini ditempatkan saling dekat di salah satu ujung badan resistor. Warna tiap-tiap cincin mempresentasikan sebuah bilangan Disamping empat buah cincin tersebut terdapat lagi sebuah cincin pada bagian ujung resistor yang mempresentasikan toleransi



           Cincin 1 orange berarti: 3 
          Cincin 2 orange berarti: 3 
          Cincin 3 putih berarti: 9 
          Cincin 4 hitam berarti pengalinya 100 = 1 
          Cincin 5 coklat berarti toleransinya = 1% 
    Maka nilai resistor tersebut adalah = 339 x 1 = 339 ± 3,39 Ohm  
    Atau berkisar antara: 335,61 ÷ 442,39 Ohm. 

    3. Dasar Teori[kembali]

        a. Sensor Thermocouple

            Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang berkaitan dengan Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.

                Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya.  Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu panas.

    Konstruksi Termokopel (thermocouple)

                Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut adalah “NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.

                Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu dan jenis bahan. Pada dasarnya, gabungan jenis-jenis logam konduktor yang berbeda akan menghasilkan rentang suhu operasional yang berbeda pula. Berikut ini adalah Jenis-jenis atau tipe Termokopel yang umum digunakan berdasarkan Standar Internasional.

    Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple)

    Termokopel Tipe E

    Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium
    Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
    Rentang Suhu : -200˚C – 900˚C

    Termokopel Tipe J

    Bahan Logam Konduktor Positif : Iron (Besi)
    Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
    Rentang Suhu : 0˚C – 750˚C

    Termokopel Tipe K

    Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium
    Bahan Logam Konduktor Negatif : Nickel-Aluminium
    Rentang Suhu : -200˚C – 1250˚C

    Termokopel Tipe N

    Bahan Logam Konduktor Positif : Nicrosil
    Bahan Logam Konduktor Negatif : Nisil
    Rentang Suhu : 0˚C – 1250˚C

    Termokopel Tipe T

    Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
    Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
    Rentang Suhu : -200˚C – 350˚C

    Termokopel Tipe U (kompensasi Tipe S dan Tipe R)

    Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
    Bahan Logam Konduktor Negatif : Copper-Nickel
    Rentang Suhu : 0˚C – 1450˚C

        b. Voltmeter DC

              Volt meter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep yang digunakan dalam sebuah volt meter DC hampir sama dengan konsep pada ampere meter. Pada volt meter arus searah atau DC volt meter tahanan shunt atau shunt resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier).


                Tahanan Pengali (Multiplier Resistor) Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), mengubah gerakan d’arsonval menjadi sebuah voltmeter arus searah. Tahanan pengali membatasi arus kealat ukur agar tidak melebihi arus sakala penuh (Idp). Sebuah voltmeter arus searah mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan dengan demikian dihubungkan paralel terhadap sebuah sumber tegangan atau komponen rangkaian. Biasanya terminal-termianal alat ukur ini diberi tanda positif dan negatif karena polaritas harus ditetapkan.
                Nilai tahanan pengali yang diperlukan untuk memperbesar batas ukur tegangan ditentukan dari gambar berikut, dimana :
    V = Im (Rs + Rm)
        
              Dengan :

             Im         = arus defleksi dari alat ukur 
             Rm        = tahanan dalam alat ukur 
             Rs         = tahanan pengali 
             V           = tegangan rangkuman maksimum dari instrumen

        Gambar Rangkaian Dasar Voltmeter Arus Searah
           Biasanya untuk batas ukur sampai 500 V pengali dipasang didalam kotak voltmeter. Untuk tegangan yang lebih tinggi, pengali tersebut dipasang pada sepasang probe kutub diluar kotak yakni untuk mencegah kelebihan panas dibagian dalam voltmeter.

         Voltmeter Rangkuman Ganda

            Penambahan sejumlah pengali beserta sebuah saklar rangkuman membuat instrumen mampu digunakan bagi sejumlah rangkuman tegangan. Sebuah voltmeter rangkuman ganda yang menggunakan sebuah sakelar empat posisi (V1, V2, V3, dan V4 ) dan empat pengali (R1, R2, R3, dan R4). Nilai dari pada tahanan-tahanan pengali dapat ditentukan dengan metoda sebelumnya, atau dengan metoda sensitivitas.

    Sensitivitas voltmeter

    Sensitivitas (S), adalah kebalikan dari defleksi skala penuh alat ukur yaitu:

    S = 1 / Idp

    Sensitivitas (S) dapat digunakan pada metode sensitivitas untuk menentukan tahanan pengali voltmeter arus searah.

    R = (S x V) – Rm

     Dimana :

       S         = sensitivitas voltmeter,ohm/volt 
       V        = rangkuman tegangan yang ditentukan oleh posisi sakelar
       Rm    = tahanan-dalam alat ukur (ditambah  tahanan seri)
       Rs      = tahanan pengali

    Efek pembebanan

            Bila sebuah voltmeter dihubungkan antara dua titik di dalam sebuah rangkaian tahanan tinggi, dia bertindak sebagai shunt bagi bagian rangkaian sehinga memperkecil tahanan ekivalen dalam bagian rangkaian tersebut. Berarti voltmeter akan menghasilkan penunjukan tegangan yang lebih rendah dari yang sebenarnya sebelum dihubungkan. Efek ini disebut efek pembebanan instrumen yang terutama disebabkan oleh sensitivitas rendah.

            Tindakan pencegahan yang umum bila menggunakan sebuah voltmeter adalah:
    • Periksa polaritas yang benar. Polaritas yang salah (terbalik) menyebabkan voltmeter menyimpang kesumbat mekanis dan ini dapat merusak jarum. 
    • Hubungkan voltmeter paralel terhadap rangkaian atau komponen yang akan diukur tegangannya. 
    • Bila menggunakan rangkuman ganda, gunakan selalu rangkuman tertinggi dan kemudian turunkan sampai diperoleh pembacaan naik yang baik. 
    • Selalu hati-hati terhadap efek pembebanan. Efek ini dapat diperkecil dengan menggunakan rangkuman setinggi mungkin (dan sensitivitas paling tinggi). 
    • Ketepatan pengukuran berkurang bila penunjukan berada pada skala yang lebih rendah.

         c. Op Amp

                Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.

                Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat terdiri dari hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa rangkaian Op-Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu kemasan IC dapat dibedakan menjadi Single Op-Amp, dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada juga IC yang didalamnya terdapat rangkaian Op-Amp disamping rangkaian utama lainnya.

                Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input Inverting dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran). Sebuah Op-Amp juga memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya positif dan satu lagi untuk catu daya negatif. Bentuk Simbol Op-Amp adalah Segitiga dengan garis-garis Input, Output dan Catu dayanya seperti pada gambar dibawah ini. Salah satu tipe IC Op-Amp yang populer adalah IC741.

                Berikut dibawah ini adalah Simbol dan bentuk IC Op-Amp pada umumnya.

    Pengertian Op-Amp (Operational Amplifier) dan Karakteristiknya

    Terminal yang terdapat pada Simbol Op-Amp (Operational Amplifier/penguat operasional) diantaranya adalah :

    1. Masukan non-pembalik (Non-Inverting) +
    2. Masukan pembalik (Inverting) –
    3. Keluaran Vout
    4. Catu daya positif +V
    5. Catu daya negatif -V

         d. Resistor

            Resistor atau hambatan yaitu salah satu komponen elektronika yang punya nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari bahan campuran Carbon. Tapi, gak sedikit juga resistor yang terbuat dari kawat nikrom, sebuah kawat yang punya resistansi yang cukup tinggi dan tahan pada arus kuat. Contohnya, penggunaan kawat nikrom bisa dilihat pada elemen pemanas setrika. Kalo elemen pemanas tersebut dibuka, maka ada seutas kawat spiral yang biasa disebut dengan kawat nikrom. Satuan Resistor yaiti Ohm (Ω) yang merupakan satuan SI buat Resistansi listrik.



        Ada beberapa fungsi dari Resistor, yaitu:

    • Fungsi resistor yaitu buat membatasi arus listrik yang mengalir.
    • Fungsi resistor buat aplikasi DC yang membutuhkan keakuratan yang sangat tinggi. Contoh, aplikasi penggunaan resistor ini yaitu DC Measuring equipment, dan reference gulators buat voltage regulator dan decoding Network.
    • Fungsi resistor sebagai standart didalam verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur resistive.
    • Fungsi resistor buat pengatur tegangan output pada power supplay.
    • Fungsi resistor buat aplikasi power, karena membutuhkan frekuensi respon yang baik, daya yang tinggi dan nilai yang lebih besar dari pada power wirewound resistor.
    • Fungsi resistor pembagi tegangan.

         Ada beberapa karakteristik utama pada sebuah resistor, yaitu sebagai berikut

    • Resistanti terhadap daya listrik yang dapat boros
    • Koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.
    • Resistor bersifat resistif.
    • Terbuat dari bahan karbon.

    4. Percobaan[kembali]

      A. Prosedur Percobaan  

    • Untuk membuat rangkaian sensor tegangan. Pertama, siapkan alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus 
    • Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak.
    • Tepatkan posisi letak nya dengan gambar rangkaian 
    • Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh  
    • Lalu mencoba menjalankan rangkaian , jika tidak terjadi error, maka Rangkaian sudah berjalan

     B. Gambar Rangkaian Sensor Suhu



     C. Video Rangkaian Sensor Suhu


    Prinsip kerja :

              Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya.  Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu panas.

    5. Download[kembali]

    Gambar Rangkaian download

    Video Rangkaian download

    Datasheet download

    HMTL download

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar